- Aji Santoso
- Ayu Safitri
- Ela Maulani
- Fatchur Riszki
- Fatkhul Ikhsan
- Feri Fidianto
- Gebby Ramdhan Rizki Fitra Febriano
- Gigih Suryadi
- Hamidah Nisa Lestyasari
- Hanifah Nisa Lestyasari
- Imam Wahyudi
- Indah Widiaskari
- Intan Permatasari
- Khoirul Ahmadi
- Leli Oktaliana
- Marsanto
- Meilan Shinta Muharramah
- Melawati Puspita Dewi
- Retno Dwi Lestari
- Ridho Frihastama
- Sekar Widyastuti
- Selfiana
- Siska Aprilia Ningrum
- Siti Sundari
- Sri Wahyuni
- Sumarti
- Tifana Rasyitagani
- Umi Widiati
- Uswatun Hasanah
- Windi Astuti
Link Blog SCENERY (A3)
Akuntansi Management
Akuntansi Management Sektor Publik
Peran
utama akuntansi manajemen sektor publik adalah menyediakan informasi
akuntansi yang akan digunakan oleh manajer sektor publik dalam melakukan
fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Informasi akuntansi
diberikan sebagai alat atau sarana untuk membantu manajer menjalankan
fungsi-fungsi manajemen sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
- Perumusan strategi
- Perencanaan dan pengendalian aktivitas
- Pengambilan keputusan
- Pengoptimalan penggunaan sumber daya
- Pengungkapan (disclosure) kepada shareholders dan pihak luar organisasi
- Pengungkapan kepada karyawan
- Perlindungan aset
- Perencanaan stratejik
- Pemberian informasi biaya
- Penilaian investasi
- Penganggaran
- Penentuan biaya pelayanan (cost of services) dan penentuan tarif pelayanan (charging for services)
- Penilaian kinerja
- Biaya Input: Biaya input adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan. Biaya input bisa berupa biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
- Biaya output: Biaya output adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk hingga sampai ke tangan pelanggan. Pada organisasi sektor publik output diukur dengan berbagai cara tergantung pada pelayanan yang dihasilkan.
- Biaya proses: Biaya proses dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi. Biaya diukur dengan mempertimbangkan fungsi organisasi.
Buat apa sih Kuliah ???????
Buat apa sih Kuliah?
Okey, itu memang salah satu bagian menyenangkan yang bisa dibanggakan, tapi kalo udah bangga, kamu mau apa? Apa yang kamu dapatkan dari kebanggaan tersebut?
Kamu udah yakin dengan pilihan jurusan dan kampus kamu? Sudah sesuai dengan panggilan jiwa belum? Atau kamui masih bohong sama diri kamu?
Sobat, kata rektor saya dulu, biaya standar untuk seorang sarjana teknik adalah Rp.28.000.000 setiap semesternya. Jumlah yang yang gak kecil loh, coba saya tanya berapa biaya kuliah? Dulu saya di Itb 1.850.000 per semesternya. Kabarnya sekarang sudah mencapai hingga 5 juta rupiah per semesternya. Okelah kita pakai standar sekarang saja, dan dengan asumsi biaya sarjananya tetap.
Dengan asumsi ini saja saya bisa mengatakan kalau dalam satu semester, minimal kita sudah memiliki hutang 23 juta per semesternya. Hutang? Pasti banyak yang bertanya, itu hutang ke siapa? Hutangnya ke Rakyat Indonesia kawan. Mereka yang bayar pajak itu telah mensubsidi kuliah kamu, khususnya buat kamu yang kuliah di kampus negeri.
Pendidikan yang berkualitas itu hakekatnya memang mahal, pertanyaannya siapa yang akan menanggung biaya pendidikan tersebut? Dalam kasus Indonesia, rakyatlah yang juga dibebankan untuk membiayai kuliah kita.
Saat pertama kali masuk ITB beberapa tahun yang lalu, seorang alumni yang sangat senior berbicara dalam sebuah sesi seminar.
“untuk masuk ITB, perbandingan tingkat kompetisinya adalah 1 banding 20. Artinya ketika kamu bahagia karena telah masuk ITB, ada 19 anak muda Indonesia lain yang menangis kecewa karena gagal diterima di ITB.
Kamu kuliah di subsidi oleh rakyat, maka untuk membalas budi pengorbanan uang yang telah rakyat berikan, kamu minimal harus bisa kasih makan ke 76 orang lainnya. Darimana angka 76 tersebut?
Kita asumsikan 19 orang tersebut menikah dan memiliki dua anak saja, maka itu berarti 19 dikali 4 yaitu 76 orang”
Kata-kata tersebut selalu terngiang di benak saya hingga saat ini, saya selalu berpikir dan mencari jalan bagaimana bisa membuka kesempatan menambah penghasilan bagi 76 orang. Tentu bukan hanya dengan membuka lapangan kerja dengan menjadi entrepreneur, banyak cara untuk bisa berbagi seperti dengan aktivitas sosial.
Bagaimanapun caranya, itulah yang perlu kita sama-sama pikirkan. Bahwa kamu jadi mahasiswa itu tidak mudah dan tidak bisa asal-asalan. Kamu perlu tanya ke diri kamu, “saya mau berkontribusi apa selama jadi mahasiswa dan setelah lulus untuk negeri ini?
Karena kuliah kamu bukan hanya menyangkut diri kamu, tetapi juga ratusan juta rakyat Indonesia di masa kini dan masa depan. Mahasiswa seringkali disebut sebagai unsur perbaikan negara, ya benar adanya kalimat tersebut. Karena ditangan mahasiswa yang nantinya akan masuk ke dunia nyata lah negeri ini bergantung harapan.
Kamu kuliah, kamu termasuk dalam 18% rakyat Indonesia usia 18-23 tahun yang beruntung bisa menikmati bangku di perguruan tinggi. Jumlahnya tidak sampai 4.5 juta saja mahasiswa itu. Maka renungkanlah nasih 78% rakyat Indonesia lainnya yang
Karena kamu itu mahasiswa, ada kata MAHA di depan siswa. Maha itu identik dengan tidak terbatas dan tidak pernah habis. Perlu di ingat, bahwa penggunaan kata MAHA itu identik dengan sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan (e.g Maha Pengasih,dan Maha Penyayang). Menariknya bahasa Inggris nya dari Mahasiswa adalah student, atau terkadang ditambahkan College Student. Bahasa arabnya mahasiswa adalah thulabiy, sama dengan siswa. Mereka tidak menggunakan terminologi Great Student atau AkbaruThulabiy sebagai kata ganti mahasiswa.
Hanya di Indonesia yang menggunakan pola kata seperti ini. Kenapa? Karena ada sebuah harapan khusus bagi mahasiswa Indonesia untuk bisa memiliki karakter seorang MahaSiswa, seorang yang tidak pernah terbatas hasratnya untuk bisa menuntut ilmu.
Dalam sebuah lirik lagu perjuangan kampus yang berjudul “Kampusku”, sang pengubah lagu menuliskan seperti ini;
Apa sih mahasiswa itu? Cuma mampu mejeng dengan tampang keren, sok bawa mobil ke kampus padahal uang orang tua. Bergaya sana sini, ganti pacar tiap bulan, gak nyimak dosen di kelas, ke kampus dandannya udah seperti mau ke resepsi pernikahan.
Ngapain sih tuh mahasiswa? Selama empat tahun di kampus akhirnya gak aplikasi ilmunya, berpikir gimana ngasih makan dirinya saja, lupa kalau dia di bayarin rakyat saat kuliah, jadi manusia hedon yang lupa kalau masih banyak rakyat yang lapar dan bau keringat.
Ah mahasiswa, apa pentingnya? Cuma bisa kritik keadaan negeri tanpa mau berpikir apa yang bisa ia lakukan untuk negerinya. Hanya ribut diantara mahasiswa, bakar ban dan akhirnya rakyat lagi yang kembali menderita.
HEI KAMU YANG MENGAKU MAHASISWA !
Coba sekarang saya tanya buat kamu yang mau lulus kuliah, buat apa sih kamu kuliah? Abis kuliah mau kemana?
‘ikutin aja kemana angin membawa’
‘yah kita lihat nantilah gimana abis wisuda’
‘mau kerja dulu deh, sambil mikir mau ngapain setelahnya’
Umm. Okey, tidak ada yang salah dengan kalimat-kalimat tersebut. Tetapi kalimat-kalimat ini menandakan masih banyak diantara mahasiswa dan alumni muda yang bahkan tidak tau mau ngapain setelah lulus.
Helloooo
Dimana #panggilanjiwa kamu kawan? Masih belum berjumpakah dengan #panggilanjiwa kamu itu? Atau bahkan kamu tidak berusaha mencarinya?
Sobat,apakah dunia kampus belum cukup untuk kamu dalam mem-#bangunmimpi? Butuh berapa lama lagi untuk kamu agar bisa menemukan dan merencanakan mimpi besar kamu sobat? Atau jangan jangan kamu lebih nyaman dalam ketidakpastian mimpi kamu?
Mereka yang tidak punya mimpi akan terjebak pada kegalauan hidup, dan bila kegalauan hidup menemani mereka maka ketidakpastian akan menjadi sahabat, dan akhirnya berujung pada ketidakjelasan manfaat hidup itu sendiri.
APA KONTRIBUSI KAMU UNTUK NEGERI?
Percuma saja kamu kuliah kalau ternyata pilihan jurusannya bukan yang kamu minati, bohong dengan #panggilanjiwa hanya untuk mengejar titel di kampus negeri saja. Hidup itu bukan sekedar titel kamu di dapat dimana, tetapi kamu mau berbuat apa dengan titel tersebut untuk kebaikan dan kebermanfaatan.
Kamu pikir jadi alumni dari kampus beken itu terjamin masa depannya kawan? Saya justru banyak kenal teman, senior, dan junior saya di kampus yang luntang-luntung gak jelas karena penuh kegalauan dalam menatap masa depan. Mereka tidak membangun karakter diri selama jadi mahasiswa. Akibatnya? Hidup segan, Mati enggan.
Lantas, apa yang bisa dibanggakan ketika setelah lulus hanya menjadi sekrup kapitalis yang menghambakan diri pada uang dan rela ketika sumber daya negeri ini dikeruk untuk kepentingan asing semata. Apa kalian lupa kalau kalian kuliah disubsidi oleh negara? Uang rakyat itu kawan? Hasil pajak mereka yang berharap negeri ini lebih baik.
Buat saya, percuma belajar mati-matian masuk perguruan tinggi kalau ujung-ujungnya hanya memetingkan isi perut belaka dan tidak mampu berkontribusi untuk bangsa. Sayang banget kawan, bila 4-5 atau bahkan 6 tahun kuliah pada akhirnya hanya menjadi perusak negeri, yang serakah atas kebutuhan dunia.
Atau lebih sadis lagi mereka para koruptor yang menghabiskan hidup untuk merusak moral sosial bangsa. Seharusnya mereka mereka inilah yang di klaim oleh Malaysia bukan budaya Indonesia.
Rakyat negeri ini membiayai kamu kuliah bukan hanya untuk mendapatkan IPK Cum Laude atau terancam Cum Laude. Yakin nih yang IPK nya 4.00 itu benar-benar cerdas? Jangan-jangan mereka cuma seorang robot yang jago menyelesaikan soal ujian, tetapi gamang dalam menghadapi soal kehidupan.
Kamu kuliah di kampus teknik, jadilah teknokrat yang visioner. Kuliah di fakultas hukum, jadilah advokat yang adil. Belajar di jurusan ekonomi, maka jadilah ekonom yang bijak. Atau bila kamu kuliah di kampus pertanian, bangunlah negeri ini dengan ilmu pertanian yang kamu miliki, jangan mangkir dari kompetensi dan malah berpikir untuk menjadi bankir.
Kuliah itu mahal kawan, setau saya di UI sudah Rp.25.000.000, di ITB bahkan ada yang mencapai Rp.50.000.000. Biaya per semester juga sudah semakin besar, lalu apa yang kamu cari setelah lulus? Hanya bekerja sebagai pegawai kah pilihan hidup kamu?
Masih banyak anak muda Indonesia yang tidak kuliah. Atau alumni kampus yang katanya beken dan akhirnya memilih untuk bersaing dalam job fair dengan alumni kampus yang katanya ga beken? Gak malu ya sobat?
Yuk kita berpikir #beda , jangan berpikir “mau kerja di perusahaan apa”, melainkan “mau buka lapangan kerja dimana ya”
Saya sering bilang ke mahasiswa ITB, buat apa kamu bangga masuk ITB kalau hanya bisa jadi mahasiswa KUPU KUPU alias kuliah pulang kuliah pulang. Mending kamu sekalian aja pulang ke rumah orang tua kamu. Karena kita kuliah bukan hanya untuk mengejar nilai, kita kuliah untuk menikmati proses pembelajaran diri dalam setiap kesempatan.
Malu lah pakai jaket kuning UI yang katanya keren itu kalau gak peka sama isu sosial masyarakat, hanya mengenal kuliah-kafe-mall saja. Helloo kawan, itu jaket kuning lambang perjuangan, apa kontribusi kamu untuk negara. Kalau kamu sudah berkontribusi untuk negeri, barulah boleh sedikit bangga dengan jaket kuning kamu sobat!
Atau mahasiswa UGM yang terkenal dengan jaket warna karun goni, itu warna kerakyatan, maka segen saya lihat mahasiswa UGM kalau melihat dan memikirkan realita rakyat aja gak mau. Jaket mu itu bukti pengorbanan sobat!
Buat kamu yang baru lulus SNMPTN atau segala bentuk ujian masuk perguruan tinggi lainnya. Berani janji kontribusi apa selama jadi mahasiswa? Atau udah cukup bangga dengan label mahasiswa?
Masuk jurusan kedokteran kampus beken, tetapi gak mau praktek di daerah terpencil, hanya mau jadi dokter di kota. Hmm percuma deh, di kota di daerah daerah aja masih kekurangan dokter, di kota dokter menumpuk. Hmm mendingan mundur deh.
Ayolah kawan! Kita MAHAsiswa, ada kata Maha di depan siswa, masa masih sama sama aja konsep berpikirnya dengan mereka yang tidak sekolah. Malu la kita sama tukang bakso yang bisa punya 3 pegawai, mereka yang tidak kuliah aja bisa ngasih makan orang lain, lah mahasiswa? Bangun Idealisme itu kawan, sejak mahasiswa, kesempatan terakhir untuk membangun idealisme itu ada di kampus. Setelah lulus, kalian akan menikmati dunia nyata yang sangat kejam dan pragmatis.
Hidup itu bukan hanya tentang duit, duit, dan DUIT.
Mahasiswa itu #beda!
Yuk kita bangun konsep berpikir yang dewasa. Jangan bangga ke kampus pakai mobil orang tua untuk mejeng sana sini dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar, manja dalam belajar serta lemah karakter. Percuma nanti di hari wisuda, para alumni itu hanya menambah daftar pengangguran negeri ini, buat apa kamu kuliah sobat?
Sobat, mari kita maknai dengan #bijak kenapa kita harus kuliah. Ini bukan hanya sekedar mengikuti kebiasaan banyak orang. Tetapi ini tentang upaya membuat diri kita lebih mampu berkontribusi untuk pembangunan bangsa.
Sobat, kamu mau berkontribusi apa selama kuliah?
Mau kemana setelah lulus SMA ??????
Mau Kemana Setelah Tamat SMA dan SMK???
setelah kelulusan kelas 3 SMA dan SMK. euforianya pasti masih
terasa.Tetapi mungkin tidak berlama-lama, karena setelah itu masuk
masa-masa kebingungan, mau kemana neh setelah tamat…
Ketika masih SMA, hal ini mungkin belum terpikirkan dengan jelas, karena
masih terfokus untuk belajar materi-materi pelajaran di sekolah dan
juga tuntutan harus mencapai nilai tertentu agar dapat lulus Ujian Akhir
Nasional. Sekarang setelah lulus, pertanyaan-pertanyaan itu semakin
bergema dalam pikiran.. ding.. ding.. ding… ding…
Ada beberapa pilihan yang mungkin terpikirkan dan yang dapat dipilih oleh adik-adik sekalian.
1. Melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, atau kuliah.
Bagi sebagian orang yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi,
biasanya sejak SMA sudah buat rencana, akan kuliah dimana, di jurusan
apa. Memilih untuk kuliah, pastinya tidak mudah. pertama-tama, sebaiknya
sesuaikan jurusan yang dipilih dengan minat dan kemampuan adik-adik.
Tidak perlu ikut-ikutan teman, karena teman dekatnya ingin masuk
Kedokteran, jadinya pengen kuliah KEdokteran juga, padahal selama ini
mungkin adik-adik lebih suka mengutak-atik komputer. Jadi, pilihkan
jurusan yang sesuai dengan kemampuan dan minat. Bila adik belum
mengetahui apa yang menjadi minat dan kemampuannya, mungkin dapat
dibantu dari meminta pendapat guru ataupun dari Tes Bakat Minat yang
disedikan oleh Lembaga Psikologi Terapan atau Biro Psikologi. Hal kedua
dalam memilih melanjutkan kuliah ini, pertimbangkan juga Perguruan
Tinggi yang akan dimasuki, bagaimana akreditasinya, bagaimana mutu
dosen-dosennya, bagaimana lingkungan kampusnya, fasilitasnya, citranya
di mata masyarakat. Hal ketiga, bahwa Indonesia mengenal jalur
pendidikan diploma dan pendidikan sarjana. Pendidikan Diploma biasanya
fokus pada skills, jadi lebih banyak mengasah keterampilan kerja dan
biasanya lebih siap pakai ketika terjun ke dunia kerja nantinya.
Pendidikan Sarjana fokus pada pengembangan keilmuannya, jadi akan lebih
banyak mikir dan menganalisa konsep. Hal ke-empat yang menjadi
pertimbangan tentunya adalah biaya. Untuk hal ini perlu memperhitungkan
sumber daya, apakah dari orangtua, beasiswa, atau membiayai sendiri.
Tentunya hal ini perlu dibicarakan dengan donatur adik-adik.Hal ke-lima
yang dapat dipertimbangkan, apakah akan kuliah diluar kota atau di dalam
kota, atau apakah tetap tinggal dengan orangtua atau pergi merantau.
Mungkin saja jurusan yang adik ingin pilih tidak terdapat di
universitas yang ada di kota adik sehingga harus pergi merantau. Contoh
jika adik tinggal di Medan dan ingin kuliah di Teknik PEnerbangan,
satu-satunya hanya terdapat di ITB Bandung, berarti adik harus pergi ke
Bandung.
2. Pilihan yang kedua adalah bekerja
Hal ini mungkin dipilih setelah melihat kondisi ekonomi keluarga yang
kurang mendukung untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, atau mungkin
karena keinginan adik sendiri agar segera mandiri secara ekonomi. Untuk
pilihan ini, pertimbangkan lapangan kerja yang tersedia. Mengingat
lapangan kerja yang tersedia bagi lulusan SMA atau SMK sangat sedikit
sekali, apalagi untuk menjadi PNS yang memang hampir-hampir tidak ada
lagi kesempatan. Karena itu, perlu melihat lapangan kerja seperti apa
yang menerima lulusan SMA/SMK. Biasanya yang masih menerima perusahaan
swasta adalah untuk posisi Customer Service, Office Boy, Cleaning
Service, dan Administrasi. Bagi adik-adik lulusan SMK, biasanya lebih
sesuai dengan jurusan SMK-nya, contohnya lulusan SMK Otomotif dapat
bekerja di bengkel-bengkel motor atau mobil.
3. Pilihan yang ketiga adalah menikah
Di beberapa daerah di Indonesia, masih sering kita jumpai bahwa
anak-anak perempuan tamat SMA hanya menunggu ‘dilamar’. Namun, tentunya
menikah bukanlah pilihan yang bijaksana, karena menikah menuntut
kematangan emosi, sosial, psikologis mengingat tanggungjawab yang akan
dipikul sebagai individu yang menikah juga akan besar sekali.
4. Pilihan yang ke-empat adalah menganggur
SEbenarnya pilihan yang terakhir ini tidak dapat dianggap sebagai
sebuah pilihan..:) Namun seringkali terjebak dalam pilihan tersebut
karena tidak ada biaya untuk kuliah, tidak ada kesempatan atau peluang
untuk bekerja, dan mau menikah juga tidak ada dana atau tidak ada orang
yang hendak dinikahi..:)
Tidak semua siswa
SMA/SMK/MA tahu mau kemana setelah lulus nanti. Sebagian diantara mereka
hanya ikut-ikutan temannya saja. Ada yang mau kuliah walaupun belum
tahu juga mau kuliah dimana dan masuk jurusan apa. Sebagian lagi ingin
langsung bekerja saja. Alasannya karena tak ada biaya untuk kuliah.
Sepertinya pilihan bagi anak SMA cuma dua, kalo nggak kuliah ya kerja.
Padahal masih ada lagi alternatif lain yang bisa dilakukan oleh para
pelajar setelah lulus sekolah. Alternatif itu diantaranya adalah:
1. Kursus
Tujuan kursus adalah meningkatkan keterampilan teknis yang siap pakai.
Jadi kursus lebih banyak praktek daripada teori. Bahkan sering
dilengkapi dengan magang atau praktek kerja. Jenis kursus yang bisa
ditempuh pun banyak dengan biaya dan fasilitas yang bervariasi.
Bagi mereka yang suka komputer bisa kursus desain grafis supaya bisa
merancang logo, desain kaos, banner dan sebagainya. Bisa juga bikin
komik atau film kartun kalau kursus animasi 3 dimensi. Merancang website
keren dipelajari di kursus desain web.
Buat yang suka mode
ikutan aja kursus desain fashion, kamu bisa jadi desainer top. Kursus
menjahit atau memasak pun bukan hal tabu untuk diikuti. Banyak penjahit
bagus bisa berpenghasilan tinggi dengan membuka usaha menjahit di rumah.
Begitu juga dengan koki atau chef yang bisa menyajikan masakan enak,
bisa buka usaha sendiri atau kerja di restoran ternama.
Masih banyak jenis kursus lainnya. Sesuaikan dengan potensi diri yang dimiliki. Pada umumnya biaya kursus lebih murah daripada kuliah.
Waktunya pun lebih singkat. Ilmu dan keterampilan yang didapatkan bisa
langsung diterapkan untuk melamar kerja atau buka usaha.
2. Buka Usaha Sendiri
Mungkin masih jarang di negara kita, lulus sekolah terus berwirausaha
alias punya bisnis sendiri. Padahal ini bukan hal yang tidak mungkin
dilakukan. Kalau punya orangtua pengusaha, biasanya anak akan mudah
mengikuti jadi pengusaha. Sayangnya sebagian besar orangtua berharap
anaknya jadi pekerja.
Banyak usaha yang bisa dilakukan oleh
anak muda. Orang sering menyebut modal uang sebagai kendala, padahal
semestinya tidak. Untuk memulai usaha hanya perlu 1 M yaitu MAU. Kalau
ada kemauan pasti ada jalan. Modal uang bisa dicari dari keluarga
sendiri atau pinjam sana sini. Tidak semua usaha perlu modal uang besar
untuk memulainya.
Buka usaha bisa disesuaikan dengan minat atau hobi yang kita miliki. Mungkin yang suka ngoprek motor
bisa bikin bengkel. Bikin warnet dan game online, buka distro, kios
pulsa, cafe atau warung makan, dan sebagainya. Jangan gengsi jadi
pengusaha karena statusnya yang masih dianggap kurang keren di mata
masyarakat. Padahal kalo mau kaya mestinya jadi pengusaha.
3. Pekerja Mandiri
Pekerja mandiri artinya kita bekerja untuk diri kita sendiri. Tanpa
ada atasan dan bawahan. Contoh pekerja mandiri adalah pengajar les
privat, desainer web, pelatih olahraga, dan sebagainya. Untuk bekerja
mandiri, kita harus punya ilmu dan keterampilan yang memadai.
Lulusan SMA bisa mengajar les privat untuk anak SD atau SMP. Tentu kita
harus tahu dan menguasai bahan pelajaran apa saja yang dipelajari oleh
anak-anak. Tidak perlu modal hanya perlu mencari murid di sekitar tempat
tinggal. Promosi bisa dilakukan dengan menyebarkan brosur ke sekolah
terdekat atau ke rumah-rumah yang punya anak usia sekolah.
Bagi
mereka yang punya kemampuan desain web bisa menerima order pembuatan
website. Order bisa diterima secara online maupun offline. Cukup dengan
modal komputer dan koneksi internet anda bisa mulai bekerja sendiri.
Promosi bisa dilakukan melalui media online dengan membuat website, blog
atau menyebarkan informasi di media sosial.
Jagoan olahraga
bisa menjadi pelatih untuk anak-anak. Caranya sederhana kita bisa
bekerjasama dengan pemilik lapangan futsal, lapangan bola, bulutangkis
dan semacamnya. Kita akan membuat klub olahraga untuk anak-anak dengan
latihan rutin. Tiap anak yang ikut dikenakan iuran bulanan. Sistem
usahanya dengan format bagi hasil untuk kita sebagai pelatih dan pemilik
lapangan.
Ada banyak pilihan yang tersedia ketika
seseorang telah menyelesaikan pendidikan SMA atau SMK. Namun yang paling
penting adalah bagaimana agar sebagai pribadi, kita tetap memiliki
karya dan produktif. Jika lapangan kerja tidak tersedia, tidak ada dana
untuk menikah, tidak ada biaya untuk kuliah, jangan pernah berkecil
hati, mungkin dapat dipikirkan untuk berwirausaha. Tiap orang diberikan
Tuhan talenta dan karunia yang sebenarnya dapat diasah dan dikembangkan.
Banyak juga orang-orang sukses di negeri ini bahkan di dunia ini yang
tidak mengenyam pendidikan tinggi tetapi menjadi orang yang sukses. Hal
ini terjadi karena ia mengasah potensinya, keterampilannya, jeli melihat
kesempatan dan peluang yang ada. Selain itu yang tidak kalah penting
adalah kita harus membentuk diri kita menjadi pribadi yang tangguh,
tidak mudah menyerah sehingga apapun tantangan yang ada, kita tetap
melangkah. Meski kegelapan di sekeliling kita, tapi pasti ada seberkas
cahaya yang akan menuntun kita melangkah menggapai masa depan. Selamat
berjuang adik-adikku..! Dari book of wisdoms dituliskan demikian “mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapat, ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu”. So,
jangan ada kata menyerah ya.., kita minta hikmat dari Tuhan, minta
pimpinan Tuhan, kita berjuang terus, berusaha terus, maka semua impian
dan harapan kita pasti akan tercapai. Persiapkan diri dari sekarang,
pilihan ada di tangan anda…
Kata-kata Motivasi
Hidup tanpa mempunyai TUJUAN sama seperti " Layang-layang putus" Miliki tujuan dan PERCAYALAH anda dapat mencapainya.
Orang yang gagah perkasa itu bukan orang yang bertubuh kekar melainkan orang yang mampu mengendalikan emosinya ketika marah.
Jangan pernah berfikir tidak akan pernah bisa mendaptkan dia, meraih cita-cita,dan segala hal yang kau inginkan.
Genggamlah bumi sebelum bumi menggengam anda, pijaklah bumi sebelum bumi memijak anda,maka perjuangkanlah hidup ini sebelum anda memasuki perut bumi.
Hargai apa yang kamu miliki saat ini. Kebahagiaan tak akan pernah datang kepada mereka yang tak menghargai apa yang telah dimiliki.
Kebencian hanya merugikan diri sendiri, tersenyumlah ketika disakiti. Hati tanpa benci membentuk jiwa yang tegar dan damai.
Jika sewaktu waktu kita jatuh bukan berarti tidak bisa bangun kembali, kecuali jika memang kita memilih menyerah.
Pernikahan samasekali bukan akhir dari rangkaian cerita "cinta" yang selama ini anda rajut karena sebenarnya anda belum memulai apapun.
Berbahagialah anda jika masih bisa merasa sedih karena itu artinya anda siap menerima kebahagiaan.
Salah satu hal tersulit dalam hidup adalah tetap menjadi dirimu sendiri ketika semua orang berusaha mengubahmu menjadi orang lain.
Janganlah berdoa untuk hidup yang mudah, tetapi berdoalah untuk menjadi manusia yang tangguh.
Hidup ini pilihan. Apapun yang membuatmu sedih, tinggalkanlah...tanpa rasa takut akan hilangnya kebahagiaan di masa depan.
soal TIK tentang Internet
1. Tiga syarat penting dalam membuat blog di bawah ini benar, kecuali: